Pages - Menu

Tugas Adabul ‘Alim Wal Muta’alim BAB VI



NAMA: M. MABRUR
KELAS: 8A PAI
FAKULTAS: TARBIYAH


Tugas Adabul ‘Alim Wal Muta’alim
BAB VI
Akhlak Guru dalam mengajar
Tarkala meninggalkan rumah, hendaknya berdo’a sesua dengan do’a yang telah di ajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu:
Artinya: “ya Allah, aku berlindung kepadamu dari perbuatan sesat atau di sesatkan tergelincir atau di gelincirkan, mendzalimi atau di dzalimi, melakukan kebodohan atau di bodohi orang lain. Besar perlindunganmu dan mulia sanjunganmu. Tidak ada Tuhan selainMu”.


Kemudian disambung dengan bacaan:
Artinya: “dengan menyebut nama Allah. Aku beriman kepada Allah. Aku berpegang teguh pada Allah. Aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali izin Allah. Ya Allah teguhkan hatiku dan tampakkan kebenaran pada lidahku”.

Yang baik adalah sekiranya suara guru tidak sampai terdengar keluar majelis tapi tetap terdengar dengan jelas oleh para hadirin. Al Khotib Al Baghdadi meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
Artinya: “sesungguhnya Allah Ta’ala suka suara yang rendah dan halus dan benci suara yang lantang”.

Sekali-kali guru perlu menyitir ayal Al-Qur’an berikut ini:
¨,ÅsãŠÏ9 ¨,ysø9$# Ÿ@ÏÜö7ãƒur Ÿ@ÏÜ»t7ø9$# öqs9ur on̍x. šcqãB̍ôfßJø9$# ÇÑÈ  
Artinya: “agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya”.


Bila guru mau pergi dari majilis, hendaknya berdo’a dengan do’a yang telah tercantum dalam hadits, yang disebut dengan do’a kaffaratul majelis,  yaitu:
Artinya: “Maha suci Engkau, ya Allah dan aku memujumu. Tiada tuhan yang berhak di sembah selain Engkau. Aku memohan ampunan kepadamu dan aku bertaubat pula kepadamu”.

Sebagaiman ulama memberi ulasan tentang pengajar yang tidak layak mengajar. “Banyak otang nekad lagi bodoh yang maju untuk mengejar; supaya dia disebut-sebut sebagai orang yang faqih dan guru;
Adalah hak bagi orang alim untuk meneladani; (kisah) sebuah keluarga kuno yang terkenal dimana-mana;
Mereka telah tergelincir dalam kesalahan yang sedemikian nyata; sehingga diibaratkan bahwa orang-orang yang bangkrut punbahkan berani menawar harga mereka”.

No comments:

Post a Comment