MENGENAL
GAYA BELAJAR dan HUBUNGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR (oleh Pratiwi)
Filed
under: General — Leave a comment
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
dasarnya belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadi kepada semua orang,
berlangsung seumur hidup, ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam
diri orang tersebut dan hasil yang didapatkan relatif bersifat permanen. Dalam
proses belajar, seseorang membutuhkan suatu cara yang dianggapnya cocok atau
nyaman dengan apa yang dijalaninya selama proses belajar tersebut. Kenyamanan
dalam belajar tersebut merupakan gaya belajar yang dianggap cocok oleh si
pembelajar.
Selain
menjalankan proses, belajar akan menghasilkan seuatu yang relatif bersifat permanen.
Hasil belajar merupakan tujuan dari belajar itu sendiri. Dimana hasil belajar
tersebut dapat memberikan pengaruh atau perubahan yang penting bagi seseorang.
B. Identifikasi masalah
1. Apakah gaya belajar itu?
2. Apa saja ciri dari masing-masing gaya
belajar?
3. Bagaimana cara menemukannya gaya belajar?
4. Strategi-strategi apa saja yang digunakan
dalam masing-masing gaya belajar?
5. Apa yang dimaksud dengan hasil belajar?
6. apa saja yang termasuk di dalamnya?
C. Perumusan masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“ Apakah
terdapat hubungan antara gaya belajar terhadap hasil belajar?”
D. Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya belajar auditori terhadap
hasil belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
Belajar
dibidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika belajar dengan
terpaksa. Misalnya, diharuskan belajar karna hal itu satu-satunya cara untuk
lulus, mendapat pekerjaan atau bahkan kenaikan pangkat.
Menghadapi
keterpaksaan untuk belajar jelas bukanlah hal yang menyenangkan. Tidaklah mudah
untuk seseorang untuk berkonsentrasi belajar bila iya merasa terpaksa. Oleh
karna itu perlu dicari cara agar belajar menjadi hal yang menyenangkan, atau
sekalipun terpaksa tetapi dapat menjadi
lebih mudah dan efektif.
Para
ahli dibidang pendidikan mengembangkan teori mengenai gaya belajar sebagai cara
untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Jika seseorang
mengenali gaya belajarnya, maka orang tersebut dapat mengelola pada kondisi
apa, dimana, kapan dan bagaimana orang tersebut dapat memaksimalkan belajarnya.
Apa gaya belajar itu?
Seperti
yang telah dituliskan dalam bab pendahuluan, bahwa proses belajar membutuhkan
cara tersendiri bagi seorang pembelajar atau lebih dikenal denga istilah gaya
belajar. Gaya belajar ini yang digunakan oleh seseorang dalam mencapai hasil
belajar.
A. Gaya Belajar
Gaya
belajar seseorang adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam proses
belajar. Para guru di beberapa sekolah dasar dan sekolah lanjutan di
Amerika menyadari bahwa setiap orang
mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Disadari bahwa
pada beberapa murid perlu diajarkan cara-cara lain dari metode belajar yang
biasa digunakan. Dengan mengetahui gaya belajar dari masing-masing siswa,
seorang guru dapat mendekati hampir semua atau semua murid dengan gaya belajar
yang berbeda-beda dalam menyampaikan informasi. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima
informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut.
Terdapat
lima gaya belajar yang dimiliki seseorang. Gaya belajar visual (penglihatan),
auditori (pendengaran), kinestetik (gerakan), olfactory (penciuman), dan
gustatory (pengecapan). Dari kelima gaya tersebut, yang paling sering digunakan
adalah gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
Dalam
buku Quantum Learning dipaparkan tiga modalitas belajar seseorang yaitu:
“modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing
dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan
tertentu, kebanyakan oranga lebih cenderung pada salah satu diantara
ketiganya”.
Adapun ciri-ciri
seseorang yang belajar dengan gaya-gaya tersebut:
a. Visual
Kekuatan belajar
seseorang berdasarkan indera penglihatannya.
Ø Ciri-cirinya:
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
Jika berbicara, gerakan bola matanya sering
ke arah atas dan bicaranya agak cepat
Seringkali mengetahui apa yang harus
dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata
Mementingkan penampilan dalam berpakaian
pada saat presentasi
Nada suara cenderung tinggi
Napasnya pendek atau dangkal
Tidak mudah terganggu oleh keributan
Mengakses informasi dengan melihat ke atas
Mengingat yang dilihat, dari pada yang
didengar
Lebih suka musik dari pada seni
Mempunyai masalah dalam mengingat instruksi
verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali meminta bantuan orang untuk
mengulanginya
Ø Cara belajar visual:
Lebih banyak membaca buku atau majalah
Membuat grafik, diagram atau peta pemikiran
Belajar dengan media komputer
Membuat poster ringkasan pelajaran
Kartu kecil (flowchart) yang mudah dibawa
dan digunakan untuk belajar
Memberikan warna-warni yang ceria pada
catatan/buku
Memakai model/alat peraga dalam menjalankan
proses belajar
Berimajinasi dengan membayangkan sebuah
peristiwa
Ø Strategi-strategi
belajar pada gaya belajar visual adalah:
o Memanfaatkan pengkodean warna untuk membantu
daya ingat dangan menggunakan pena warna-warni
o Menulis kalimat dan istilah yang merupakan
informasi kunci dari buku pelajaran
o Dalam mempelajari informasi yang berupa
angka-angka dan rumus, sebaiknya materi tersebut ditulis dalam bentuk pemahaman
yang berbentuk tulisan
o Menandai pada bagian pinggir buku pelajaran
dengan kata-kata kunci, simbol dan diagram yang dapat membantu dalam mengingat
teks yang telah dibaca
o Sedapat mungkin, menterjemahkan kata-kata
dan ide ke dalam simbol, gambar dan diagram
b. Auditori
Kekuatan belajar
seseorang terfokus dengan alat pendengarannya.
Ø Ciri-ciri:
Balajar
dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
Senang membaca dengan keras dan
mendengarkan
Gerakan bola mata sejajar dengan telinga
Penampilan rapi
Saat belajar dilakukan dengan bicara kepada
dirinya sendiri
Mudah terganggu oleh keributan
Lebih suka gurau lisan daripada membaca
komik
Lebih pandai mengeja dengan keras, daripada
menuliskannya
Berbicara dalam irama yang terpola
Mempunyai masalah dengan pembelajaran yang
melibatkan visual
Dapat mengurangi kembali dan menirukan
nada, berirama dan warna suara
Suara jelas dan kuat
Bicara lebih sedikit
Mengakses informasi dengan menengadahkan
kepala
Ø Cara belajar auditori
Membaca dengan suara keras
Mendengarkan rekaman atau bisa juga dengan
mendengarkan rekamannya sendiri
Selalu mendiskusikannya dengan orang lain
Belajar dengan mendengarkan
Menyampaikan kembali yang dipelajari
Belajar dengan media musik atau diiringi
dengan musik
Kerja kelompok
Membutuhkan waktu tenag untuk memikirkan
materi
Ø Strategi untuk
mempermudah proses belajar auditori:
Mendiskusikan ide-ide secara verbal
Membaca materi pelajaran dengan keras
Menggunakan musik dalam belajar
Ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di
dalam kelas maupun di dalam keluarga
Merekam materi pelajaran ke dalam kaset
untuk didengarkan kembali sebelum tidur
c. Kinestetik
Kekuatan
seseorang yang memiliki gaya belajar
seperti ini , mirip dengan gaya belajar visual, yaitu melalui penglihatnnya
Ø Ciri-cirinya
Penampilan rapi
Gerakan bola mata ke arah bawah
Suara cenderung berat
Menggunakan gerakan atau bahasa tubuh
Mengakses informasi dengan melihat ke bawah
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
Tidak terlalu mudah terganggu dengan
situasi keributan
Menyukai permainan yang menyibukan
Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat
dalam bercerita
Menggunakan jari sebagai petunjukketika membaca
Belajar melalui memanipulasi dan praktek
Menyentuh orang untuk mendapat perhatian,
menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali
pernah berada di tempat itu
Ø Ciri belajar kinestetik
Melibatkan fisik, belajar sambil
bereksperimen
Membuat model atau media-media belajar
Bermain peran
Membuat permainan maind mapping ( pemetaan
daya ingat)
Belajar sambil berjalan
Pewarnaan
Mengetahui ambak (Apa manfaatnya bagiku)
dari yang dipelajarinya.
Ø Stategi untuk
mempermudah gaya belajar kinestetik
Sebaiknya belajar tidak sampai berjam-jam
Duduk di depan kelas dan membuat catatan
selama pelajaran
Dalam mengingat informasi baru, menyalin
poin-poin kunci pada kertas
Memikirkan cara untuk membuat pengetahuan
yang nyata, seperti memegang sesuatu yang berkaitan dengan apa yang dipelajari.
Misalnya, mempelajari tentang tumbuhan maka gunakan tumbuhan yang sesuan dengan
pelajaran tersebut dilanjutkan dengan eksperimen
Menggunakan warna terang untuk menghilite
hal-hal penting dalam bacaan
Membiarkan belajar sambil mendengar musik
atau mengunyah permen karet
Pada saat belajar, cederung tidak bisa diam
pada saat mengingat informasi yang penting
Jika
seseorang tidak dapat melihat atau mendengar, atau seseorang tidak dapat
merasakan tekstur, bentuk, temperatur, atau berat, atau penolakan di
lingkungan, berarti seseorang itu sama sekali tidak mempunyai gaya belajar.
Kebanyakan kita belajar dengan banyak gaya, namun kita biasanya lebih menyukai
satu cara dari pada yang lainnya. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa
mereka lebih suka pada satu gaya karena tidak ada sesuatu gaya yang eksternal
yang mengatakan kepada mereka bahwa mereka berbeda dari orang lain. Mengetahui
bahwa terdapat perbedaan besar dalam menjelaskan hal-hal seperti mengapa kita
mempunyai masalah dalam memahami dan berkomunikasi dengan beberapa orang, dan
tidak bermasalah dengan orang lain, dan mengapa kita dapat mengatasi suatu
keadaan lebih mudah dari pada orang-orang lain.
Cara seseorang
menemukan gaya belajar
Bagaimana
seseorang menemukan gaya belajar yang disukainya? Satu cara sederhana adalah dengan
mendengarkan petunjuk-petunjuk dalam pembicaraan seseorang, seperti dalam
ungkapan di atas. Cara lain adalah memperhatikan perilaku seseorang ketika
menghadiri seminar atau lokakarya. Apakah tampaknya seseorang menyerap lebih
banyak informasi dari membaca makalah atau mendengarkan penyajinya? Orang-orang
auditorial lebih suka mendengarkan materinya dan kadang-kadang kehilangan
urutannya jika mereka mencoba mencatat materinya selama presentasi berlangsung.
Orang-orang visual lebih suka membaca makalah dan memperhatikan ilustrasi yang
ditempelkan pembicara di papan tulis. Mereka juga membuat catatan-catatan yang
sangat baik. Pelajar kinestetik lebih baik dalam aktivitas bergerak dan
interaksi kelompok.
Misalnya
seseorang baru membeli sebuah alat pemanggang daging. Alat ini terdiri dari
tiga puluh lima bagian yang terpisah-pisah dilengkapi dengan buku petunjuk
setebal 12 halaman yang dapat membantu seseorang merangkai alat tersebut.
Bagaimana seseorang mengatasi hal ini? apakah yang orang tersebut baca dalam
buku tersebut tampaknya kabur dan tidak jelas sampai seseorang melihat
ilustrasinya dan mulai menyambung bagian-bagiannya? Atau sebaliknya yang
terjadi: seseorang merasa bingung dengan rangkaian bagian-bagian itu, tetapi
setelah seseorang membaca instruksinya,semuanya menjadi sangat jelas?
Jika
seseorang memulai bekerja dengan bagian-bagian tersebut secara fisik, seseorang
mungkin seorang pelajar kinestetik. Jika membaca ilustrasi menjelaskan berbagai
hal bagi seseorang, maka kemungkinan besar seseorang tergolong pelajar visual.
Jika seseorang tidak dapat membuatnya dari instruksi ataupun gambarnya, tetapi
ketika seseorang menelepon tokohnya dan orang lain menjelaskan kepada seseorang
bagaimana merangkainya, semuanya mulai menjadi jelas, maka ini merupakan
petunjuk pasti bahwa cara belajar seseorang adalah audiotorial.
Agar
dapat menemukan gaya belajar yang sesuai, setiap orang hendaknya mau memperhatikan dan mengeksplorasi diri dengan memperhatikan
setiap hal yang membuat kegiatan belajar menjadi lebih mudah dan menyenagkan.
Yang paling terpenting
adalah seseorang dapat menyerap informasi dengan maksimal dengan gaya belajar
yang sesuai dengan diri masing-masing. Tidaklah harus terpaku dengan cara
belajar yang konvensional, seperti duduk manis dan membaca buku dengan tenang.
Namun, belajarlah dengan gaya yang paling nyaman dan sesuai dengan diri
masing-masing.
Adapun ciri yang
khas dalam ucapan dari masing-masing gaya belajar. Ini adalah daftar
ucapan-ucapan yang bisa dipakai oleh gaya belajar tertentu:
Visual
tampak
bagi saya pandangan menyeluruh melihat
sekilas nyata-pasti, tidak diragukan pandangan yang kabur tepat, pas mempunyai ruang lingkup tentang sesuatu gagasan yang samar dalam cahaya secara pribadi
dalam pandangan mirip citra di mata hati indah bagai lukisan melihat pandangan sempit pamer
visi lurus Auditorial
mendengar
dengan saksama menyeru jelas bagai bunyi bel diungkapkan dengan jelas
dijelaskan secara terperinci pendengar yang baik dengar baik-baik mendengar
suara-suara pesan tersembunyi percakapan membosankan jelas dan tegas terus
terang mengoceh seperti burung mengingatkan akan sesuatu mengatakan yang
sejujurnya mendengarkan/tidak mendengarkantak mendengar tentang sesuatu
menyuarakan pendapat selalu dalam batas pendengaran Kinesteti.
rajin
mempersingkat hingga berpikir serius menyebar kemana-mana bisa merasakan bagai
disambar halilintar berhubungan/kontak menangkap alur bertahanlah! tahanlah!
pemarah berterus terang mengatur sangat rapi menyimpangkan pikiran saya mulai
dari awal pendiam berahasia, tidak jujur, curang berahasia
Bagaimana
seseorang mengolah informasi
Untuk
menentukan dominasi otak dan bagaimana cara memproses informasi tersebut dengan
menggunakan sistem V-A-K yang dapat membedakan bagaimana cara menyerap
informasi, model yang dikembangkan oleh Anthony Gregorc, profesor dibidang
kurikulum. Beliau menyimpulkan adanya dua kemungkinan dominasi otak.:
a. persepsi konkret dan abstrak
b. kemampuan pengaturan secara sekuensial
(linear) dan acak (nonlinear)
Dalam
identifikasi V-A-K tidak semua orang harus masuk ke dalam salah satu
klasifikasinya. Walaupun sebenarnya, tanpa disadari seseorang telah cenderubg
pada yang satu daripada yang lainnya. Dengan mengetahui ciri dominasi itu, maka
seseorang akan belajar dengan menggunakan gaya tersebut dan juga menetapkannya
sebagai cara untuk lebih seimbang.
B. Hasil belajar
Hasil
belajar terkandung pada tujuan yang
ingin dicapai dalam belajar. Tinggi rendahnya hasil belajar dapat diukur dengan
adanya penilaian hasil belajar. Misal, seseorang mengikuti mata kuliah bahasa
indonesia agar dapat menulis skripsi dengan baik. Namun, kenyataannya hasil
belajar yang diukur oleh penilaian hasil belajar, menunjukkan bahwa orang
tersebut mendapatkan hasil penilaian yang kurang baik pada mata kuliah bahasa
indonesia. Sehingga, dapat diprediksikan bahwa orang tersebut nantinya belum
mampu mencapai tujuan belajarnya dengan
makasimal.
Atau
dapat dikatakan seseorang mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu. Namun,
berdasarkan hasil belajar yang diukur oleh penilaian hasil belajar tidak
menunjukkan hasil yang optimal. Sehingga, hasil belajar tersebut tergolong
belum mencapai tujuan dengan tepat.
Adapun
pengertian dari penilaian hasil belajar adalah suatu proses untuk mengambil
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar, baik yang menggunakan instrumen tes atau non tes. Tujuan dari
penilaian adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu. Penilaian di sini,
tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi
lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaa bagaimana atau seberapa jauh suatu
proses atau hasil yang diperoleh seseorang.
Pada
penilaian hasil belajar, terdapatpula istilah evaluasi hasil belajar yang
berarti bahwa evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan
menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai tujuan.
Dalam
penilaian atau assesment terhadap pembelajaran siswa membutuhkan penggunaan
sejumlah teknik untuk mengukur prestasi siswa. Penilaian merupakan suatu proses
yang sistematis yang memainkan peranan pentinga dalam pengajaran yang efektif.
Penilaian berawal dari identifikasi tujuan pembelajaran (learning goal) dan berakhir
dengan penilaian (judgment) tentang sebera dalam tujuan itu telah tercapai.
Seringkalai
orang dibuat bingung oleh istilah penialaian, ujian, dan pengukuran karena
mungkin semuanya terlihat dalam suatu proses yang tunggal. Penilaian hasil
belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai penampilan siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian meliputi tes menggunakan alat
tulis dan percobaan-percobaan.
Dalam
bahasan penilaian terdapat istilah tes (test) adalah suatu instrumen atau
prosedur sistimatik untuk mengukur sampel dari perilakudengan memberikan
serangkaian pertanyaan dalam bentuk seragam.Pengukuran (measurement) adalah
suatu proses yang mengandung deskripsi numerik dari tingkatan dimana individu
memiliki karakteristik tertentu. Istilah penilaian lebih komprehensif dan
inklusif dibanding pengukuran dan tes. Istilah pengukuran terbatas pada
deskripsi kuantitatif dari siswa, dimana hasil pengukuran selalu dideskripsikan
dalam angka. Pengukuran tidak melibatkan deskripsi kualitatif di dalamya. Sedangkan penilaian melibatkan
deskripsi kuantitatif dan kualitatif dari siswa.
Tujuan penilaian
hasil belajar
Setiap
kegiatan yang berwujud perbuatan pasti memiliki tujuan yang dicapai. Demikian
pula halnya penilaian hasil belajar siswa. Tujuan penilaian hasil belajar
sebenarnya sudah terkandung dalam pengaertian itu sendiri yaitu membuat
keputusan. Tiap ahli merumuskan tujuan penilaian hasil belajar sesuai dengan
pandangannya masing-masing. Seperti halnya Ralph Tyler (1967) mengemukakan
bahwa tujuan penilaian adalah untuk membuat kebijaksanaan mengenai pendidikan
secara beertanggung jawab. Keputusan-keputusan program pendidikan yang dibuat
dan terkandung dalam tujuan penilaian dikemukakan oleh Witherington
danThurstone. Witherington mengemukakan bahwa tujuan penilaian hasil belajar
adalah untuk:
1. Menentukan
keberhasilan pendidikan
2. Mengelompokan siswa berdasarkan atas
potensinya
3. Menentukan siap
dan tidaknya anak bersekolah
4. Melakukan
diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
5. Memotifasi kegiatan belajar siswa serta
memberikan layanan bimbingan
Fungsi penilaian
hasil belajar
Fungsi
penilaian formatif merupakan proses sistematis yang dilakukan guru dalm mengoji
cobakan pada siswa sebagai subjek penelitian. Dari hasil test tersebut akan
diperoleh data/informasi yang berguna untuk perbaikan pelajaran.
Penilaian hasil
belajar sesuai dengan tujuannya:
a. Penilaian formatif yaitu penilaian yang
digunakan dalam proses pembentukan kurikulum, kegiatan mengajar dan belajar
dengan tujuan peningkatan dari masing-masing proses. Selain itu kegunaannya
bagi siswa adalah membntu siswa dalam merencanakan dan menetapkan
langkah-langkah urutan belajar atau teknik atau metode belajar dan untuk
penguatkan dalam penguasaan materi.
b. Penilaian sumatif yaitu penilaian yang
dilakukan dalam hubungannya dengan efektivitas belajar sesudah program
pelajaran berlangsung.
c. Penilaian diaknostik yaitu penilaian
yang dilakukan untuk mencari sebab-sebab yang lebih dalam terhadap
kesulitan-kesulitan belajar siswa guna mencarikan langkah-langkah perbaikan.
Ruang lingkup
penilaian hasil belajar
Ruang lingkup
dalam penilaian hasil belajar berarti menyimak dan mengamati daerah telaah
bidang garapan dari penilaian hasil belajar-mengajar. Bidang garapan yang
dikaitkan dengan proses penhgajaran (lerning-ticing proses) akan mencakup
komponen-komponen berikut yaitu:
a. Anak didik sebagai masukan mentah
(raw-input) yang memiliki kondisi berbeda satu sama lain. Disamping itu yang
bersangkutan memiliki potensi baik fisik maupu fisikis dan wajib dan harus
dikembangkan.
b. Isi pendidikan merupakan alat pendidikan
dan sebagai perlakuan yang harus dipelajari siswa dan ditelaah.
c. Proses pengajaran sebagai pertemuan dan
terjalinnya interaksi antara anak didik dan isi pendidikan/pengajaran yang
disampaikan guru dengan berbagai metode, media dan saran.
C. Hubungan gaya
belajar dengan hasil belajar
Hasil penelitian
dari disertasi yang berjudul “Pengaruh Formatif dan Gaya Belajar Terhadap Hasil
Belajar Sains”, oleh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, tertulis bahwa:
a. Pemberian
penilaian formatif dalam bentuk tes esai pemetaan lebih optimal dalam mencapai
hasil belajar sains daripada pemberian tes bentuk lain
b. Hasil belajar sains dapat dicapai optimal
apabila siswa yang memiliki gaya
belajar konvergen diberikan tes esai pemetaan konsep
c. Sedangkan pemberian tes pilihan ganda lebih
optimal dalam mencapai hasil belajar sains bagi siswa yang bergaya belajar
divergen.
Untuk
itu dijelaskan bahwa dalam mencapai hasil belajar sains yang optimal perlu
dilakukan dengan memilih bentuk penilaian formatif yang tepat dan kontinyu
dengan mempertimbangkan aspek gaya belajar yang dimiliki siswa.
Penemuan-penemuan
oleh ilmuwan pendidikan, salah satunya Dryden dan Vos (2001) mengingatkan bahwa
telah banyak pebelajar yang “drop out” hanya karena gaya belajar mereka tidk
cocok dengan gaya pengajaran yang diterapkan oleh pembelajar di kelas. Hal ini
berarti dibutuhkan juga pengajar yang mampu menyesuaikan gaya mengajarnya
terhadap gaya belajar anak didiknya.
Setelah
seseorang menemukan gaya belajarnya, orang tersebut akan mengalami kecocokan
yang akan berdampak positif terhadapa penampilan dan keberhasilan belajar si
pembelajar.
Permasalahan
yang perlu dipaparkan disini adalah “apakah terdapat hubungan antara gaya
belajar terhadapa hasil belajar” Mengenali gaya belajar sendiri belum tentu
membuat seseorang menjadi lebih pandai. Tetapi dengan mengenali gaya belajar,
seseorang dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Agar seseorang
mengetahui bagaimana memannfaatkan kemampuan belajar secara maksimal , sehingga
hasil belajarnya menjadi optimal.
Perlu
diperhatikan bahwa tidak ada strategi efektif
yang sama untuk semua orang. Strategi yang efektif untuk seseorang,
mungkin tidak efektif untuk orang lain, bahkan tidak untuk semua orang. Oleh
sebab itu, gaya belajar memiliki hubungan terhadap hasil belajar yang akan
dicapai. Rahasia belajar seseorang ditentukan oleh kemampuannya untuk
mengembangkan strategi yang paling efektif untuknya, yang sesuai dengan
gaya/style orang tersebut.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan
di atas dapat ditarik beberapa point-point penting yaitu:
1. Gaya belajar memiliki hubungan terhadap hasil
belajar yang akan dicapai.
2. Gaya belajar adalah cara yang cenderung
dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses
informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah kunci untuk mengembangkan
kinerja dalam proses belajar.
3. Gaya belajar yang paling sering digunakan
adalah gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
4. Terdapat ciri
dari masing-masing gaya belajar yang dapat digunakan untuk mengenali gaya
belajar seseorang/diri sendiri.
5. Strategi yang digunakan dalam masing-masing
gaya belajar berbeda.
6. Dalam buku
Quantum Learning dipaparkan tiga modalitas belajar seseorang yaitu: “modalitas
visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita
belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu,
kebanyakan oranga lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya”.
7. Hasil belajar terkandung pada tujuan yang ingin dicapai dalam belajar. Tinggi
rendahnya hasil belajar dapat diukur dengan adanya penilaian hasil belajar.
8. Ruang lingkup dalam penilaian hasil belajar
adalah anak didik, isi pendidikan dan proses pengajaran.
9. Setelah
seseorang menemukan gaya belajarnya, orang tersebut akan mengalami kecocokan
yang akan berdampak positif terhadapa penampilan dan keberhasilan belajar si
pembelajar.
10. Mengenali gaya belajar sendiri belum tentu
membuat seseorang menjadi lebih pandai. Tetapi dengan mengenali gaya belajar,
seseorang dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Agar seseorang
mengetahui bagaimana memannfaatkan kemampuan belajar secara maksimal , sehingga
hasil belajarnya menjadi optimal.
11. Tidak ada
strategi efektif yang sama untuk semua
orang. Strategi yang efektif untuk seseorang, mungkin tidak efektif untuk orang
lain, bahkan tidak untuk semua orang.
12. Rahasia belajar
seseorang ditentukan oleh kemampuannya untuk mengembangkan strategi yang paling
efektif untuknya, yang sesuai dengan gaya/style orang tersebu
DAFTAR
PUSTAKA
Siregar,
Eveline, dkk. 2007. Buku Ajaran Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.
De Porter,
Bobbi. 2000. Quantum Learning ( cetakan VII). Bandung: Mizan Media Utama.
No comments:
Post a Comment