MEMAHAMI KETELADANAN
DAKWAH ROSULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMAT
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan Rahmat dan Rahim-Nya yang telah
dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas sgala kemudahan yang telah
diberikan sehingga penyusunan makalah tentang “Memahami Keteladanan
Dakwah Rosulullah Dalam Membina Umat” ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam
semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji
kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para
pengikutnya. Dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini. Penulis mengucapkan
trimakasih kepada:
1.
Abdul Qadir, M.pdi Selaku dosen pengampu yang telah
membimbing penulis dalam penulisan makalah ini.
2.
Teman teman yang sudah bersedia membantu baik dengan diskusi atau lain
sebagainya.
3.
Pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai seorang muslim hendaknya
kita mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW baik ketika beliau dalam berdakwah di
Makkah dan diangkat sebagai Rasul. Oleh karena itu kami mencoba untuk
mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan Nabi untuk selalu kita contoh
dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa
umat Islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal figur-figur yang
sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta
akan sejarah dan kehidupan Rosulullah SAW.
Oleh karena itu kami mencoba untuk
membuka, memaparkan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, dan mudah-mudahan
dengan adanya makalah ini menambah rasa kecintaan kita pada Nabi Muhammad SAW.
B.
Rumusan
Masalah
Dari permasaahan dalam latar belakang,
maka kami rumuskan rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya:
1. Apakah Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD)
Mata Pelajaran PAI
Madrasah
Aliyah Program Keagamaan Kelas XI (SKI).
2. Bagaimanakah
Masyarakat Arab Sebelum Islam.
3. Bagaimanakah
Sejarah Da’wah Rosulullah Saw
Periode Mekkah dan madinah.
4. Apakah Sikap Dan Perilaku Yang Mencerminkan
Sikap Da’wah Rosulullah Saw.
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah tafsir, di samping
itu agar kita dapat mengetahui:
1. Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD)
Mata Pelajaran PAI
Madrasah
Aliyah Program Keagamaan Kelas XI (SKI).
2. Masyarakat
Arab Sebelum Islam.
3. Sejarah
Da’wah Rosulullah Saw Periode Mekkah dan madinah.
4. Sikap
Dan Perilaku Yang Mencerminkan Sikap Da’wah Rosulullah Saw.
BAB
II
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW
A. Standar Kompetensi (Sk) Dan Kompetensi
Dasar (Kd) Mata
Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Madrasah Aliyah Program
Keagamaan Kelas XI (SKI) [1]
1. Kelas XI,
Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Memahami keteladanan dakwah Rasulullah dalam
membina umat
|
1.1
Menceritakan sejarah dakwah
Rasulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah.
1.2
Mendeskripsikan substansi dan
strategi dakwah Rasullullah SAW pada periode Makkah dan Madinah.
1.3
Mengidentifikasi hasil-hasil
perjuangan Rasullullah SAW dalam
dakwah Islam pada periode Makkah dan Madinah.
1.4
Mengambil ibrah dari
perjuangan Rasullullah SAW dalam
dakwah Islam pada periode Makkah dan Madinah untuk kepentingan masa kini dan
yang akan datang
|
2. Memahami masalah kepemimpinan umat Islam
pasca Nabi wafat
|
2.1
Menceritakan proses dan model
pemilihan kepemimpinan pada masa Khulafaur Rasyidin
2.2
Mendeskripsikan strategi
kepemimpinan Khulafaurrasyidin
2.3
Mengambil ibrah dari
kepemimpinan Khulafaurrasyidin untuk kepentingan masa kini dan yang akan
datang
|
|
|
b. Kelas XI, Semester 2
|
|
STANDAR
KOMPETENSI
|
KOMPETENSI
DASAR
|
3. Memahami perkembangan Islam periode klasik
(zaman keemasan) pada tahun 650 M – 1250 M
|
3.1
Menjelaskan perkembangan Islam
pada periode klasik
3.3 Mengambil
ibrah dari perkembangan Islam pada periode klasik untuk kepentingan
masa kini dan yang akan datang
3.4 Meneladani
tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan Islam pada periode klasik
|
4. Memahami
perkembangan Islam pada periode pertengahan/zaman kemunduran (1250 M – 1800
M)
|
4.1
Menjelaskan perkembangan Islam
pada abad pertengahan
4.2 Menceritakan
sebab-sebab kemunduran Islam pada abad pertengahan
4.3 Mengambil
ibrah dari peristiwa perkembangan Islam pada periode pertengahan untuk
kepentingan masa kini dan yang akan datang
|
B. Masyarakat Arab sebelum islam
1. Agama
dan Budaya Bangsa Arab Masa Pra Islam
Sebagai lalu lintas perdagangan penting terutama Mekah yang merupakan pusat
perdagangan di Jazirah Arab. ia merupakan masa-masa peradaban tinggi.
Kebudayaan sebelah utara sudah ada sejak seribu tahun sebelum masehi. Adapun
pengertian yang tepat untuk masa Jahiliah bukanlah masa kebodohan dan
kemunduran, tetapi masa yang tidak mengenal agama tauhid yang menyebabkan
minimnya moralitas.
Selain senang mendengarkan syair,
kebiasaan Arab sebelum adanya agama Islam adalah meratap dan menyebut
kebaikan-kebaikan orang yang telah meninggal. Bangsa Arab juga senang bertenung
dan meramal. Biasanya bertenung di lakukan saat mereka hendak menikah atau
berpergian jauh serta suka membunuh anak perempuannya ketika baru lahir karena
takut memperoleh malu.
Kebiasaan bangsa Arab yang lain yaitu
mereka memakai sistem budak atau hamba sahaya. Hamba sahaya ini dapat
dibebaskan bila ada seseorang yang membayar harga hamba sahaya tersebut kepada
majikannya. Lelaki Arab tidak memiliki batasan dalam beristri dan istri dari
ayahnya biasanya diwarisi oleh anaknya (dinikahi oleh anaknya). Pernikahan
seperti ini disebut dengan “Zawajul maqt” (kawin marah). Akan tetapi
kebiasaan ini tidak terlalu tersiar karena biasanya dilakukan kepada
wanita-wanita yang tak beranak.[2]
2. Kepercayaan
Bangsa Arab Masa Pra Islam
Paganisme, Yahudi, dan Kristen adalah agama orang
Arab pra Islam. Pagan adalah agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan
bermacam-macam bentuk ada di sekitar Ka’bah. Agama pagan sudah ada sejak masa
sebelum Ibrahim. Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu: sanam,
wathan, nusub, dan hubal.
Sanam
berbentuk manusia dibuat dari logam atau kayu. Wathan juga dibuat dari batu.
Nusub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu. Hubal berbentuk manusia
yang dibuat dari batu akik. Dialah dewa orang Arab yang paling besar dan
diletakkan dalam Ka’bah di Mekah. Selain Hubal ada lagi berhala lain yang
disembah oleh bangsa Arab yaitu: Al Latta yang berada di Thaif, Al Uzza yang
berada di Hejaz (dimuliakan oleh orang Ghathfaan) dan Manah yang berada di kota
Madinah dan dimuliakan oleh penduduk Yatsrib. Orang-orang
dari semua penjuru jazirah datang berziarah ke tempat itu. Beberapa kabilah
melakukan cara-cara ibadahnya sendiri-sendiri. [3]
C. Masa
Kelahiran Sampai Kenabian Muhammad SAW
1. Masa
kelahiran sampai menikah
Para penulis sirah (biografi)
Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M.
Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat
yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat
perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal
dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia
meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak
perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Silsilah
Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay
bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin Nadr (Qais) bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin
Adnan. Dimana Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin
Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab
mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta
mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit.
Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh
dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga
oleh kakeknya, ‘Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh
pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya
disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri
Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang
dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu
untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang
umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad
menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan secepatnya tentang kejujuran dan
sifat dapat d ipercaya Muhammad dalam membawa bisnis perdagangan telah meluas,
membuatnya dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk
Mekkah.
Khadijah adalah seseorang yang memiliki status tinggi di suku Arab dan
Khadijah sering pula mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di
tanah Arab. Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga membuat Khadijah
memintanya untuk membawa serta barang-barang dagangannya dalam perdagangan.
Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat
terkesan dengan sekembalinya Muhammad dengan keuntungan yang lebih dari
biasanya.[4]
Akhirnya, Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah kemudian mereka
menikah. Pada saat itu Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah mendekati
umur 40 tahun, tetapi ia masih memiliki kecantikan yang menawan.
2. Memperoleh Gelar Al Amin
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy
dalam perbaikan Ka’bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang
peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara
kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintai beliau,
hingga akhirnya beliau memperoleh gelar Al-Amin yang artinya “yang dapat
dipercaya”.
3. Masa Kenabian
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang
dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering
menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota
Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari
bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan
dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah
supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan. Ketika di Gua Hira’, Muhammad
menerima wahyu pertama QS. Al Alaq 96: 1-5 sebagai tanda kenabian.
D. Sejarah
Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekkah
Periode
ini merupakan perjuangan panjang dan sukar, menghadapi kaum musyrikin Makkah,
dan upaya Beliau yang keras membentuk kelompok islam di Makkah sampai akhirnya
Rasulullah hijrah ke Madinah. Masa ini berlangsung selama 13 tahun.
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian
adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam
kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah
menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul
terdahulu, seperti Nabi Adam as.
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah
SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau
sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua
Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau
rasul-Nya ditandai dengan turunnya malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu
yang pertama kali yakni Al Qur’an Surah Al ‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al
Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al Qur’an. Menurut
sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al ‘Alaq: 1-5) turun pula Surah
Al Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah
menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.[5]
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di
Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah
diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang
meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah yakni sebelum
Nabi Hijrah ke Madinah dinamakan Surah Makkiyyah.
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan
Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
a.
Keesaan Allah SWT
b.
Hari Kiamat sebagai
hari pembalasan
c.
Kesucian jiwa
d.
Persaudaraan dan
Persatuan
Tujuan dakwah
Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya
di bidang agama, moral dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran
kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah
Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai
berikut:
1.
Dakwah secara
Sembunyi-sembunyi
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini,
Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan
rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai
orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah:
Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari
kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah
dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar
Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah
SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam
sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam,
mereka adalah:
a.
Abdul Amar dari Bani Zuhrah
b.
Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani
Haris
c.
Utsman bin Affan
d.
Zubair bin Awam
e.
Sa’ad bin Abu Waqqas
f.
Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang
yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah
disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk
Islam generasi awal).
2. Dakwah
secara terang-terangan
Dakwah secara
terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap
dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
a. Mengundang
kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak agar masuk Islam.
b. Rasulullah
SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat
tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini
juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu:
Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah
bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar
bin Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW
menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah
mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
a.
Abu Zar Al Giffari, seorang tokoh
dari kaum Giffar.
b.
Tufail bin Amr Ad Dausi, seorang
penyair terpandang dari kaum Daus.
c.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap
penduduk Yastrib (Madinah).
1)
Gelombang pertama tahun 620 M,
telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang.
2)
Gelombang kedua tahun 621 M,
sebanyak 13 orang
3)
Gelombang ketiga tahun berikutnya
lebih banyak lagi.
3. Reaksi
Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr.
A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan
sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
a. Kaum
kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran
persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi
hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan
perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
b. Kaum
kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah
mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri
dengan siksa kubur dan azab neraka.
c. Kaum
kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan
agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
d. Dan,
kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah
SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha
kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW
bermacam-macam antara lain:
a. Para
budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais An
Nahdiyah, dan anaknya Al Muammil dan Az Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya
(kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
b. Kaum
kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara
mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir
Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam
menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW
menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang
wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu
memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi
pada tahun 615 M.
Suatu saat
keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah
sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar
bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih
kejam lagi.
Akhirnya,
Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat
itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib. Pada tahun ke-10 dari kenabian (619
M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah
itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun
wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).
4.
Ibrah Sejarah Dakwah Periode Mekah
Ibrah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah
pada periode Mekah, antara lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa melalui
kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan agama Allah pasti akan
mendapat pertolongan Allah swt.
b. Memahami bahwa
tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah dari Allah swt.
Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan kepada
keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c. Memahami bahwa
Allah SWT. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi utusan atau
rasul-Nya (QS. Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d. Memahami bahwa Nabi
Muhammad SAW., sangat bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang berharga,
dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan (QS. An Nahl: 125).
e. Meneladani Nabi
Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya, Tingkah laku dan
amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang baik, terutama
terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.
f. Melalui dakwah Nabi
Muhammad SAW., umat manusia, khususnya umat Islam mendapatkan informasi
mengenai agama yang diridai Allah.
g. Melalui dakwah
Islam, Nabi Muhammad SAW., memberikan pemahaman tentang hak dan persamaan
derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h. Islam menegakkan
ajaran persamaan derajat di antara manusia dan pemberantas perbudakan.
i. Melalui penghapusan
perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di mata Allah adalah sama.
E. Sejarah
Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Masa
datangnya pertolongan Allah, dengan masuk Islamanya penduduk Madinah dan
terbentuknya masyarakat Islam di sana. Di sanalah terbentuknya Daulah Islam
yang pertama dan sempurnanya seluruh tata-cara peribadatan dalam Islam serta
syari'at atau peraturannya. Dan di sana pula pertama kali diterapkan sistim
sosial-politik umat Islam dan masuknya seluruh jazirah Arab ke dalam pemerintahan Islam. Ini semua
merupakan langkah awal dari penyebaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Masa ini
berlangsung sepuluh tahun lebih sedikit, Ini merupakan awal periode sejarah
Islâm, dan merupakan masa yang paling ideal dari seluruh perjalanan sejarah
Islâm.[6]
1. Keteladanan
Rasulullah SAW dalam membina
umat di Madinah
a.
Keadaan Masyarakat
Madinah sebelum Islam
Secara geografis, kota ini
datar yang dikelilingi gunung dan bukit-bukit serta beriklim
gurun. Madinah merupakan pusat pemukiman masyarakat Arab yang telah ada
sebelum agama Islam datang. Nama pemukiman tersebut adalah Yasrib. Dalam
pandangan masyarakat Arab, Yasrib tidak mempunyai kedudukan apa-apa. Ia tidak
sepenting kedudukan kota Makkah yang di dalamnya terdapat Baitullah yang
disakralkan oleh seluruh masyarakat Arab.
Dari segi keadaan kepercayaan penduduk Yasrib sebelum
kedatangan Islam adalah sama dengan masyarakat Arab pada umumnya, yang
menyembah berhala dengan mengikuti tatacara kaum Quraisy.
b.
Metode
Pembinaan Masyarakat Madinah
Setelah sampai di Madinah beliau mulai
membangun umat dengan keteladanan, langkah awal adalah:
1)
Mempersaudaraan
kaum Muhajirin dan Anshor.
2)
Menjadikan
Masjid sebagai Pusat Pendidikan
3)
Mengadakan
Perjanjian dengan Pihak Luar
c.
Membentuk
Negara Madinah
1) Latar Belakang
Ada
beberapa hal yang melatarbelakangi dibentuknya Negara Madinah oleh Rasulullah
adalah :
a) Masyarakat
Islam Madinah terdiri daripada dua kumpulan
utama yaitu
Muhajirin dan Ansar.
b) Orang-orang
Muhajirin bukanlah penduduk asal Madinah, mereka berhijrah dari Mekah ke
Madinah. Manakala Orangorang Ansar merupakan penduduk asal Madinah.
c) Orang-orang
Ansar berasal daripada dua kumpulan dua suku besar yang saling berseteru yaitu
suku Aus dan Khazraj. Rasulullah SAW
telah menyatukan golongan tersebut di
bawah naungan Islam
2) Piagam Madinah
Piagam Madinah (shahifatul
madinah)
juga dikenal dengan sebutan Konstitusi
Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu
perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting
di Yathrib (kemudian bernama Madinah) di tahun 622. Dokumen tersebut
disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan
sengit antara Bani
'Aus dan Bani
Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah
hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan
komunitas-komunitas pagan Madinah, sehingga membuat mereka menjadi suatu
kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.
2. Keperwiraan Rasulullah SAW dalam memimpin perang
a.
Perang Badar.
1)
Keperwiraan berasal dari kata
”perwira” artinya gagah berani. Keperwiraan berarti keberanian. Rasulullah
dalam beberapa perang yang diikutinya, memeperlihatkan bahwa Rasulullah sebagai
komandan perang yang gagah berani. Banyak contoh keperwiraan Rasulullah dalam
peperangan melawan orang-orang kafir Quresy, seperti dalam perang Badar, Uhud
dan Khandaq.
2)
Perang Badar terjadi tanggal 17
Ramadhan tahun 2 Hijarah bertepatan 8 Januari 623 Masehi. Perang ini terjadi
didekat sebuat sumur milik Badar, terletak antara Mekkah dan Madinah. Kaum
muslimin berjumlah 313 orang sedangkan kafir Quresy 1000 orang yang lengkap
dengan peralatannya. Sedangkan kaum muslimin dengan senjata seadanya.
b.
Perang Uhud.
1) Perang
Uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahu ke tiga Hijrah bertepatan
dengan bulan Januari tahun 625 Masehi. Peperangan terjadi di gunung Uhud,
sebelah utara kota Madinah. Oleh karena itu peperangan ini dinamai Perang Uhud.
Perang ini terjadi karena kaum Quresy ingin membalas kekalahan di Perang Badar
sebelumnya.
2) Kaum
muslimin berkuatan 700 orang sedangakan kaum kafir Quresy berkuatan 3000 orang.
Dalam peperangan ini umat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sedangan kaum
Quresy dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb, yang didampingi isterinya Hindun
penyair yang mempunyai suara yang bagus untuk memberi semangat dan menghibur
pasukannya. Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan satu. Dalam perang tanding ini semua
pahlawan Quresy mati terbunuh, setelah itu baru dilanjutkan dengan perang
massal.
3) Pada
mulanya kaum muslimin sudah menang dan kaum kafir meninggalkan hartanya,
disebabkan kaum muslimin khususnya pasukan pemanah turun dari tempatnya untuk
berbagi harta rampasan, pos kaum muslimin kosong, saat itu Khalid bin Walid
pasukan kuda kaum Quresy mendapat kesempatan menerobos kaum muslimin kaum
muslimin kucar kacir. Akhirnya kemenangan sudah ditangan sebelumnya sekarang
menjadi sirna disebabkan oleh godaan dunia yaitu harta rampasan perang,
kemenangan berpindah tangan kepada Kaum Kafir Quresy.
Sebab kekalahan perang ini ialah:
1) Tentara
panah yang berjumlah 50 orang taat kepada Rasulullah.
2) Adanya
kaum munafiq sebanyak 300 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay yang
mundur tidak mau berperang.
3) Terjadinya
perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda tentang tempat peperangan yang muda
ingin di luar kota, sedangkan kaum tua ingin bertahan dalam kota Madinah
c.
Perang Khandaq.
1) Perang
Khandaq atau Ahzah terjadi pada bulan syawal tahun 5 Hijrah, bertepatan dengan
bulan Maret tahun 627 Masehi. Perang ini sebelah utara kota Madinah. Perang ini
disebut khandaq (parit) karena kaum muslimin membuat parit pertahanan. Disebut
”perang ahzab” karena kaum Quresy bersekutu dengan penduduk lain yang berada
sekitar kota Mekkah. Kaum muslimin berkekuatan sebanyak 3000 orang sedangakan
kaum Quresy berkekutan 10000 orang .
2) Kaum
muslimin dipimpin oleh Nabi Muhammad saw didampingi Ali bin Abi Tahalib,
sedangkan kaum Quresy dipimpin oleh Abu Sufyan. Peperangan ini dimenangkan oleh
kaum muslimin dengan cara bertahan di balik parit ayau khandaq. Parit ini
merupakan ide seorang sahabat Rasul yang bernama Salman Al Farisi seorang
sahabat yang berasal dari Bangsawan Persia yang mengembara mencari kebenaran.
3. Wafat Rasulullah SAW
Menjelang
wafat Rasulullah sewaktu sakitnya makin parah, Rasulullah meminta kepada
Isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar
Ash Shiddiq, Yang memimpin sholat Jamaah pada saat itu Abu Bakar Ash Shiddiq,
Keadaan itu membuat kaum muslimin cemas dan khawatir, kalau-kalau Nabi wafat.
Sewaktu Nabi mengetahui kecemasan kaum muslimin beliau ingin menjumpai mereka.
Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda:” Wahai manusia! Saya
mendengar bahwa kamu sekalian merasa cemas kalau-kalau Nabimu meninggal dunia,
pernahkah ada seorang Nabi yang hidup selamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat
pula hidup selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan menyusulku”.
Rasulullah
wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah, bertepatan dengan 8 Juni
632 Masehi, setelah mengalami sakit selama 13 hari dalam usia 63 tahun menurut
perhitungan tahun hijrah. Rasulullah SAW., meninggal di Rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar dan di
kuburkan disana, Diantara orang yang ikut memandikan beliau ialah : Abbas bin
Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Fadhal bin Abbas, Usamah bin Zaid dan
Syuqran.
Reaksi
sahabat ketika Rasulullah wafat, banyak diantara sahabat dan kaum muslimin yang
tidak percaya bahwa Rasulullah wafat, Umar bin Khattab sangat marah sekali
mendengar kabar wafatnya Rasulullah, seraya berkata: ” Ada orang yang telah
menyatakan Rasulullah wafat! Sesungguhnya, demi Allah, beliau tidak wafat,
hanya pergi mengahadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah pergi
menghadap Tuhan. Demi Allah, Rasulullah akan kembali.” Tetapi setelah Abu Bakar
membenarkan berita kewafatan Rasulullah itu, disertai membacakan firman Allah
dalam surat Ali Imran ayat 144, maka barulah ia percaya.
”Muhammad
itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur” ( Ali Imran (3) :144)
Rasulullah
SAW., meninggalkan dua pusaka dua pusaka ini tidak akan lekang oleh panas dan
tidak akan lapuk hujan itulah Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman manusia yang
denganya manusia akan selamat dalam hidup di dunia sampai akhirat.
4. Ibrah Dakwah Rasululah SAW Periode
Madinah
Ibrah
sejarah dakwah Rasulullah saw antara lain:
a. Dengan persaudaraan yang telah dilakukan
oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshardapat memberikan rasa aman dan tentram.
b. Persatuan dan saling menghormati antar
agama
c. Memahami bahwa umat Islam harus
berpegang menurut aturan Allah sw
d. Memahami dan menyadaribahwa kita wajib
agar menjalin hubungan dengan Allah swt dan antara manusia dengan manusia
e. Kita mendapatkan warisan yang sangat
menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.
f. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam
menyiarkan agama Islam
F. Sikap
dan Perilaku yang Mencerminkan sikap Dakwah Rasulullah SAW.
Sikap
dan perilaku yang menceinkan dakwah Rasulullah saw antara lain:[7]
1.
Mengimani
dengan sebenar-benarnya bahwa Muhammad saw adalah rasul dan nabi penutup para
nabi
2.
Mencintai
Rasullulah saw
3.
Mensosialisasikan
sunnah Nabi saw
4.
Gemar
dan senang membaca buku sejarah nabi-nabi
5.
Memelihara
silaturahmi dengan sesama manusia
6.
Berkunjung
ke tanah suci Mekkah atau Madinah untuk melihat/ menapak tilas perjuangan Nabi
Muhammad saw
7.
Mempelajari
dan memahami Al Quran dan hadis-hadisnya
8.
Senantiasa
berjihad dijalan Allah
9.
Aktif/ikut
serta dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari-hari besar Islam
10. Merawat dan melestarikan tempat ibadah
(masjid)
11. Menekuni dan mempelajari warisan Nabi
Muhammad SAW.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas, yang telah kami
bahas. Maka kami mengambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
bahwa nabi Muhammad saw lahir pada hari senin pada tanggal 12 rabi’ul awal
tahun gajah. Ayahnya bernama Abdullah dan ibunya bernama aminah binti wahhab
dari bani zuhra. Ada pula Halimah bin abu dzu’aib yang menyusui nabi Muhammad
pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan siti khadijah yang berusia 40 tahun.
Rasulullah berbicara tentang berbagai hal, masalah ahlak, fiqh, filsafat.
Sungguh pada diri rosulullah itu ada teladan yang baik. Rosulullah adalah pusat
kehidupan yang harus kita manfaatkan. (murthadda murthahhari 2006:5).
Secara umum kepemimpinan rosulullah saw di madinah sukkses, kesuksesan
tersebut dapat d pahami dari keberhasilan nabi saw membangun masyarakat tunduk
kepada hokum. Masyarakat majmuk yang hidup rukun dan damai dalam bingkai
keislaman.
B. Saran
Alhamdulillah
kelompok kami telah menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami, khususnya bagi pembaca.
Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, maka dari itu
kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun kami ke depannya agar lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Munir. 2010. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta:
Amzah.
Karim, Abdul.
2007.
Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka
Book
Publisher.
Yatim, Badri. 1993.
Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
No comments:
Post a Comment