Pages - Menu

Penelitian Kualitatif Dalam Tentang Gaya Belajar Siswa

Penelitian Kualitatif Dalam Tentang Gaya Belajar Siswa
a.      Pendekatan Penelitian
Berdasarkan fokus dan tujuan penelitian, maka penelitian ini merupakan kajian yang mendalam guna memperoleh data yang lengkap dan terperinci. Untuk itu penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif menurut Best, seperti yang dikutip Sukardi adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.[1]  Demikian juga Prasetya mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan fakta apa adanya.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang temuannya diperoleh berdasarkan paradigma, strategi dan implementasi model secara kualitatif. Sedangkan menurut Manca seperti yang dikutip oleh Moleong, Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Merupakan tradisi Jerman yang berlandaskan idealisme, humanisme, dan kulturalisme; (2) penelitian ini dapat menghasilkan teori, mengembangkan pemahaman, dan menjelaskan realita yang kompleks; (3) Bersifat dengan pendekatan induktif-deskriptif; (4)memerlukan waktu yang panjang; (5) Datanya berupa deskripsi, dokumen, catatan lapangan, foto, dan gambar; (6) Informannya “Maximum Variety”; (7) berorientasi pada proses; ( 8) Penelitiannya berkonteks mikro.([2])
Oleh karena itu dalam penelitian ini berusaha mengetahui dan mendeskripsikan dengan jelas tentang Implementasi Bimbingan Orang Tua Terhadap Gaya Belajar Siswa Di PP. Madrasatul Qur’an.
b.      Jenis Penelitian
Penelitian ini jika dilihat dari lokasi sumber datanya termasuk kategori penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah untuk mencari di mana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung, sehingga mendapatkan informasi langsung  dan terbaru tentang masalah yang berkenaan, sekaligus sebagai cross checking terhadap bahan-bahan yang telah ada. Ditinjau dari segi sifat-sifat data maka termasuk dalam penelitian Kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Jika di tinjau dari sudut kemampuan atau kemungkinan penelitian dapat memberiakan informasi atau penjelasan, maka penelitian ini termasuk penelitian termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskriptifkan mengenai unit sosial tertentu yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.
Dalam hal ini peneliti berupaya mendeskripsikan secara mendalam bagaimana dan usaha apa saja yang dilakukan guru dalam menanamkan kebiasaan shalat berjamaah. Dalam penelitian deskriptif, ada 4 tipe penelitian yaitu penelitian survey, studi kasus, penelitian korelasional, dan penelitian kausal. Dan dalam hal ini, penelitian yang peneliti lakukan termasuk penelitian studi kasus (case research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit-unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.[3]
Penelitian studi kasus ini peneliti gunakan dengan alasan sebagaimana yang dikemukakan oleh Sevilla ed.all yang dikutip oleh Abdul Aziz, karena kita akan terlibat dalam penelitian yang lebih mendalam dan pemeriksaan yang lebih menyeluruh terhadap perilaku individu. Di samping itu studi kasus juga dapat mengantarkan peneliti memasuki unit-unit sosial terkecil seperti perhimpunan, kelompok, keluarga, sekolah dan berbagai bentuk unit sosial lainnya.
Studi kasus juga berusaha mendeskripsikan suatu latar, objek atau suatu peristiwa tertentu secara mendalam. Pendapat ini didukung oleh Yin yang menyatakan bahwa studi kasus merupakan strategi yang dipilih untuk menjawab pertanyaan how dan why, jika fokus penelitian berusaha menela’ah fenomena kontemporer (masa kini) dalam kehidupan nyata.
Adapun alasan peneliti menggunakan studi kasus dalam mengkaji bagaimana Implementasi Bimbingan Orang Tua Terhadap Gaya Belajar Siswa Di PP. Madrasatul Qur’an Jombang dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: 1) studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antara variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas. 2) studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia. Dengan melalui penyelidikan peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan yang mungkin tidak diharapkan dan diduga sebelumnya. 3) Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial.


[1]Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), hlm. 157.
[2]Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 24.
[3]Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Surabaya: Penerbit SIC, 2002), hlm. 24

No comments:

Post a Comment