Pages - Menu

pesikologi tentang naruto

BAB I
PENDAHULUAN
psikologi naruto
A.     Latar Belakang
Sebenarnya, banyak terdapat hubungan antara Serial Anime Naruto dengan Psikologi belajar. Dimana dalam serial anime ini terdapat tokoh utama yang bernama Naruto Uzumaki.
Dengan segala kekurangan dia mampu memunculkan kelebihan-kelebihan yang ada dalam dirinya.
Contohnya motivasi belajar. Motivasi itu sangat penting untuk menumbuhkan minat, mendorong kesungguhan untuk mencapai suatu yang benar-benar diinginkan dan diyakini bisa mencapai, dalam artian dalam hal yang positif apabila kita betul-betul memiliki suatu ketakutan atau kemalasan itu merupakan penyakit yang harus disembuhkan dengan bantuan para motivator. Namun, tidak hanya para pengajar yang harus memberikan motivasi, tetapi juga perlu adanya motivasi dari dalam diri kita sendiri.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dibahas beberapa motivasi belajar dalam Serial Anime Naruto Shippuden, guna untuk dapat memberi pengetahuan dan wawasan mengenai motivasi dalam belajar. Selain itu juga dapat mengetahui bagaimana motivasi itu ditumbuhkan, ditingkatkan dan dikembangkan dalam Serial Anime Naruto.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Motivasi dalam Psikologi Pembelajaran?
2.      Bagaimana Biografi seorang Naruto?
3.      Bagaimana analisa hubungan antara Serial Anime Naruto dengan Psikologi belajar?
C.     Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui Motivasi dalam Psikologi Pembelajaran.
2.      Mengetahui Biografi seorang Naruto.
3.      Menganalisa hubungan antara Serial Anime Naruto dengan Psikologi belajar
D.     Manfaat
1.      Teoritis
Secara umum analisis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi Belajar
2.      Praktis
a.       Bagi Guru : Sebagai bahan pembelajaran untuk diterapkan kepada siswa
b.      Bagi Siswa : Untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar  



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.     Definisi Motivasi
Secara etimologi motivasi berarti dorongan, kehendak, atau kemauan. Sedangkan secara terminologi, motivasi adalah tenaga-tenaga (forcer) yang membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku individu. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya, baik yang berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi merupakan kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia yang dapat dikembangkan dan dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif.[1]
Mc. Donald mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perumusan definisi tersebut mengandung tiga unsur yang saling berkaitan yaitu :
a.    Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi seseorang.
b.    Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (dorongan afektif).
c.    Motivasi ditandai oleh reaksi – reaksi mencapai tujuan.[2]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu energi atau tenaga yang dapat membangkitkan atau mengarahkan tingkah laku individu yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
     Menurut Abraham Maslow, motivasi terbagi menjadi lima macam, yaitu:
1)  Motif fisiologis, yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akanmakan, minum, bernafas, bergerak dll.
2)  Motif pengamanan, yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari gangguan.
3)  Motif persaudaraan dan kasih sayang, yaitu motif untuk membina hubungan baik denga jenis kelamin yang sama maupun yang berbeda.
4)  Motif harga diri, yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan, pengakuan penghargaan dan penghormatan dari orang lain.
5)  Motif aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi-potensi yang dibawa dari kelahirannya dan kodrtnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu diaktualkan atau dinyatakan dalam berbagai bentuk sifat, kemampuan dan kecakapan nyata.
Jika digambarkan dalam sebuah bagan, kelima macam motif yang menunjukkan tahap tersebut membentuk tangga seperti pada gambar berikut:


[1] A. Machrany, Motivasi dan Disiplin Kerja (Jakarta: SIUP, 1998), h. 109.
[2] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 158-159

No comments:

Post a Comment