Pages - Menu

IDEOLOGI PENDIDIKAN PESANTREN

IDEOLOGI PENDIDIKAN PESANTREN
Pesanten, secara etimologi berasal dari kata santri yang mendapat awalan dan akhiran an yang berarti tempat tinggal santri. Ensiklopedi Islam memberikan gambaran yang berbeda, yakni bahwa pesantren itu berasal ari bahasa Tamil yang artinya guru mengaji atau dari bahasa india “shastri” dan kata “Shatra” yang berarti buku-buku suc, buku-buku agama atau ilmu tentang pengetahuan.

Sebagai lembaga pendidikan islam yang mengandung makna keaslian Indonesia, posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan islam merupakan sub sistem pendidikan nasional. Karena itu, pendidikan pesantren memiliki dasar ideologi yang cukup kuat, baik secara ideal, konstitusional maupun teologis. Dasar ideal pendidikan pesantren ialah falsafah negara pancasila, yakni sila pertama yang berbunyi ketuhanan yang Maha Esa, tegasnya harus beragama. Dasar konstitusional pendidikan pesantren adalah pasal 26 ayat 1 dan ayat 4 undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Sedangkan dasar teologis pesantren adalah ajaran Islam, yakni melaksanakan pendidikan agama merupakan perintah Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya.
Pesantren adalah lembaga pendidikan yang sistemik. Idalamnya memuat tujuan, nilai dan berbagai unsur yang bekerja secara terpadu satu sama lain dan tak terpisahkan.
Unsur anorganik pesantren.
1.      Tujuan pendidikan pesantren
Tujuan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat dan berkhidmat kepada masyarakat, mampu  berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama dan menegakkan islam dan kejayaan umat islam, mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.
2.      Nilan Pendidkan Pesantren
Nilai yang mendasari pesantren digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: nilai-nilai agama yang memiliki kebenaran yang mutlak yang berisfat fiqih-sufistik dan berorientasi pada kehidupan ukhrawi, dan nilai-nilai agama yang memiliki kebenaran relatif, bercorak empiris dan pragmatis
3.      Pendekatan Pendidikan Pesantren
Pesantren menggunakan pendekatan holistik yang berarti dipesantren semua kegiatan belajar mengajar dan aktivitas kehidupan, termasuk aktivitas keagamaan merupakan kesatupaduan utuh dalam totalitas kehidupa sehari-hari.
4.      Fungsi Pendidikan pesantren
Terdapat tiga fungsi: lembaga pendidikan, lembaga sosial dan penyiaran agama
5.      Prinsip pendidikan pesantren
Teosentris, artinya sistem pendidikan pesantren mendasarkan falsafah pendidikannya pada filsafat teosentris.
Sukarela dan mengabdi. Karena mendasarkan kegiatan penidikan sebagai suatu ibadah, penyelenggaraan pesantren dilaksanakan secara sukarela dan mengabdi kepada sesama dalam rangka ibadah kepada Allah SWT.
Kearifan, yakni bersikap dan berperilaku sabar, rendah hati, patuh kepada ketentuan agama
Kesederhanaan, koletivitas, mengatur kegiatan bersama, kebebaan terpimpin, mandiri, mengamalkan ajaran-ajaran islam. Tanpa adanya Ijazah dan restu kyai.
6.      Kurikulum Pendidikan Pesantren
Materi yang diajarkan antara lain: tauhid, tasir, hadits, fiqih, tasawuf, bahasa arab, matntiq dan akhlaq. Materi pelajaran ini berdasarkan tingkat kemudahan dan kompleksitas ilmu atau masalah yang dibahas dalam suatu kitab sehingga terdapat tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat lanjut.
Metode yang digunakan di pesantren ialah: sorogan, bandongan halaqah, dan hafalan.
Unsur organik Pesantren
1.      Kyai
2.      Guru/Ustadz
3.      Santri
4.      Pengurus

Tujuan peantren sangatlah komprehensif. Pesanten tidak hanya menciptakan manusia yang cerdas secara intelektual, tetapi juga membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan beretika, berestetika dan juga mengetahui perkembangan masyarakat dan berbudaya, berpengetahuan serta berketerampilan.
Secara subtantif, nilai-nilaiyang dipegang sekaligus dikembangkan pesantren diatas dalam ranah ideologi pendidikan, sesuai dengan apa yang di inginkan oleh ideologi-ideologi yang ada, baik paham konservatif maupun liberal.
Pandangan ideologi terhadap pendekatan yang dilakukan pesantren yaitu holistik.  Lebih cenderung kearah ideologi konservatif karna menekankan moral yang menggunakan dasar intuitif dan wahyu.
Fungsi ppesantren mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan publik baik dalam bimbingan konseling maupun kegiatan praktis lainnya. Hal ini merupakan ciri liberasionisme yang membantu siswa dalam menghadapi perubahan tatanan sosial yang mapan. Karena berbagai inovasi yang dilakukan dalam lembaga sosial diarahkan untuk memenuhi perubahan tatanan sosial tersebut.
Jika dilihat dari pola kepemimpinan pesantren, ada tiga tipe model kepemimpinan kyai: kepemimpinan tunggal, kepemimpinan kolekti, dan kepemimpinan yang memungkinkan pengambilan keputusan secara bersama yang sebenarnya masuk ideologi libelarisme pendidikan. Begitu juga guru/ustadz mampu memenuhi ideologi liberalisme dan liberasionisme, sedangkan santri masuk semua ideologi.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pesantren sebagai ikhtiyar mencari formulasi baru model pesantren ditengah arus ideologi global, yakni:
1.      Reformasi Tujuan pendidikan Pesantren
2.      Pembaruan Kelembagaan Pesantren
3.      Pembaruan Kurikulum Pesantren
4.      Pembaruan Fungsi Pesantren

No comments:

Post a Comment