MPMBS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MPMBS terlahir dengan
beberapa nama yang berbeda, yaitu tata kelola berbasis sekolah (school-based
governance), manajemen mandiri sekolah (school self-manegement), dan bahkan
juga dikenal dengan school site management atau manajemen yang bermarkas di
sekolah. Istilah-istilah tersebut memang mempunyai pengertian dengan penekanan
yang sedikit berbeda. Namun, nama-nama tersebut memiliki roh yang sama, yakni
sekolah diharapkan dapat menjadi lebih otonom dalam pelaksanaan manajemen
sekolahnya, khususnya dalam penggunakaan 3M-nya, yakni man, money, dan
material. Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari
“school-based management”.
Oleh karena itu perlu diketahui pandangan filosofis tentang
hakekat sekolah dan masyarakat dalam kehidupan kita. sekolah adalah bagian yang
integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari
masyarakat, hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada
masyarakat, sekolah adlah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota2
masyarakat dalam bidang pendidikan, kemajuan sekolah dan masyarkat saling
berkolerasi, keduanya saling membutuhkan, Masyarakat adalah pemilik sekolah,
sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui karakteristik
manajemen berbasis sekeolah
2. Mengetahui tahap tahap
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
3. Mengetahi monitoring
dan evaluasi dalam MPMBS
4. Penyusunan dan
pelaporan MPMBS
C. Tujuan masalah
1. Menjelaskan
karakteristik manajemen berbasis sekolah
2. Menjelaskan tahap tahap
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
3. Menjelaskan monitoring
dan evaluasi dalam MPMBS
4. Menjelaskan penyusunan
dan peloporan MPMBS
C.
Monitorinng dan Evaluasi dalam MPMBS
1.
Rasional dan Tujuan
Monitoring merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan baik di tingkat mikro (sekolah), meso (kandep, kanwil), maupun makro (departemen). Hal ini didasari pemikiran bahwa Monitoring dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan di sekolah. Monitoring menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Karena itu, keberhasilan Monitoring ditentukan oleh informasi yag cepat, tepat, dan cukup untuk pengambilan keputusan. Pelaksanaan MPMBS memerlukan Monitoring yang intensif dan terus-menerus.
Monitoring adalah proses pemantauan untuk mendapatkan informasi pelaksanaan MPMBS. Jadi, fokus monitoring pada proses pelaksanaan MPMBS bukan pada hasilnya. Sedangkan evaluasi ialah proses mendapatkan informasi tentang hasil MPMBS. Informasi hasil ini dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Bila sesuai berarti program MPMBS efektif.
Monitoring MPMBS bertujuan untuk:
Monitoring merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan baik di tingkat mikro (sekolah), meso (kandep, kanwil), maupun makro (departemen). Hal ini didasari pemikiran bahwa Monitoring dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan di sekolah. Monitoring menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Karena itu, keberhasilan Monitoring ditentukan oleh informasi yag cepat, tepat, dan cukup untuk pengambilan keputusan. Pelaksanaan MPMBS memerlukan Monitoring yang intensif dan terus-menerus.
Monitoring adalah proses pemantauan untuk mendapatkan informasi pelaksanaan MPMBS. Jadi, fokus monitoring pada proses pelaksanaan MPMBS bukan pada hasilnya. Sedangkan evaluasi ialah proses mendapatkan informasi tentang hasil MPMBS. Informasi hasil ini dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Bila sesuai berarti program MPMBS efektif.
Monitoring MPMBS bertujuan untuk:
a.
mendapatkan informasi sebagai masukan dalam pengambilan
keputusan.
keputusan.
b.
Memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan
pelaksanaan MPMBS
baik konteks, input, proses, output, maupun outcome
(Depdiknas,2002).
baik konteks, input, proses, output, maupun outcome
(Depdiknas,2002).
2.
Komponen-komponen MPMBS yang Di Monitoring
a.
Konteks adalah eksternal sekolah berupa tuntutan
(demand) dan
dukungan (support) yang berpengaruh terhadap input sekolah.
Evaluasi konteks adalah evaluasi kebutuhan (needs assessment).
dukungan (support) yang berpengaruh terhadap input sekolah.
Evaluasi konteks adalah evaluasi kebutuhan (needs assessment).
b.
Input
c.
Proses
d.
Output
e.
Outcome ialah hasil MPMBS jangka panjang. Bedanya
dengan output adalah output masih dampak pendidikan jangka pendek, sedangkan
outcome merupakan dampak pendidikan jangka panjang baik terhadap siswa maupun
sosial. Alat evaluasinya umumnya menggunakan analisis biaya dan manfaat
(cost-benefit analysis) (Depdiknas,2002)
3.
Jenis Monitoring
Ada dua jenis M internal dan eksternal. Monitoring internal ialah Monitoring yang dilakukan sekolah. Tujuannya utama Monitoring internal adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan sekolah sehubungan dengan sasaran-sasaran sekolah. Pelaksana Monitoring internal adalah warga sekolah. Monitoring eksternal ialah Monitoring yang dilakukan pihak luar sekolah seperti Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi, Direktorat SLTP, pengawas, BPG, PT, atau gabungan dari mereka. Hasil Monitoring untuk: sistem hadiah bagi sekolah, meningkatkan iklim kompetensi antar sekolah, kepentingan akuntabilitas sekolah, memperbaiki sistem yang ada secara menyeluruh, dan membantu sekolah mengembangkan dirinya.
Ada dua jenis M internal dan eksternal. Monitoring internal ialah Monitoring yang dilakukan sekolah. Tujuannya utama Monitoring internal adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan sekolah sehubungan dengan sasaran-sasaran sekolah. Pelaksana Monitoring internal adalah warga sekolah. Monitoring eksternal ialah Monitoring yang dilakukan pihak luar sekolah seperti Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi, Direktorat SLTP, pengawas, BPG, PT, atau gabungan dari mereka. Hasil Monitoring untuk: sistem hadiah bagi sekolah, meningkatkan iklim kompetensi antar sekolah, kepentingan akuntabilitas sekolah, memperbaiki sistem yang ada secara menyeluruh, dan membantu sekolah mengembangkan dirinya.
4.
Rancangan/Disain Monitoring
Rancangan Monitoring meliputi:
Rancangan Monitoring meliputi:
a.
Penyusunan indikator (konteks, input, proses, output,
dan outcome);
b.
Penyusunan instrumen berdasarkan indikator-indikator
c.
Penyusunan petunjuk penilaian berupa cara pembobotan,
skala penilaian,
perhitungan, dan langkah-langkah penilaian
perhitungan, dan langkah-langkah penilaian
d.
pemilihan sumber data berupa pihakterkait
e.
pemilihan metode pengumpulan data berupa dokumen,
pengamatan,
angket, dan wawancara
angket, dan wawancara
f.
pemilihan metode analisis data
g.
penyusunan prosedur dan jadwal
h.
penentuan pelaksana Monitoring misalnya Monitoring
untuk sekolah pelaksananya terdiri
dari pengawas, wakil dinas, wakil bidang, wakil BPG, dan kalangan
profesional (Depdiknas,2002).
dari pengawas, wakil dinas, wakil bidang, wakil BPG, dan kalangan
profesional (Depdiknas,2002).
i.
Pelaksanaan Monitoring
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Monitoring adalah data yang akurat
dan terbaru dan dianalisis dengan metode analisis yang cocok (Depdiknas,2002)
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Monitoring adalah data yang akurat
dan terbaru dan dianalisis dengan metode analisis yang cocok (Depdiknas,2002)
j.
Penyusunan Laporan Hasil Monitoring
Sampul
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Pelaksanaan (waktu, tempat, jadwal, petugas/evaluator)
D. Metodologi Evaluasi (metode pengumpulan data, sumber data, instrumen, metode analisis data, dan prosedur Monitoring).
BAB II HASIL EVALUASI
A. Deskripsi Data
B. Hasil Pengolahan Data
1. Hasil Pengolahan Data Setiap Komponen
2. Hasil Pengolahan Data Keseluruhan Komponen Sekolah (agregatif
Sampul
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Pelaksanaan (waktu, tempat, jadwal, petugas/evaluator)
D. Metodologi Evaluasi (metode pengumpulan data, sumber data, instrumen, metode analisis data, dan prosedur Monitoring).
BAB II HASIL EVALUASI
A. Deskripsi Data
B. Hasil Pengolahan Data
1. Hasil Pengolahan Data Setiap Komponen
2. Hasil Pengolahan Data Keseluruhan Komponen Sekolah (agregatif
D.
Penyusunan
Program dan Pelaporan MPMBS
1.
Tujuan Laporan Manajemen Berbasis Sekolah
Laporan bertujuan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai dan kendala yang dihadapi sekolah selama
pelaksanaan program MBS. Tentunya untuk dapat menyusun laporan Kepala Sekolah
harus melakukan monitoringdan evaluasi terhadap pelaksanaan program MBS di
sekolahnya. Monitoring sebaiknya dilaksanakan secara periodik dan diarahkan
untuk mengetahui pelaksanaan dari program termasuk membantu jika terjadi
permasalahan. Monitoring sebaiknya melibatkan komite sekolah sebagai lembaga
obyektif.
2.
Bentuk Laporan Manajemen Berbasis Sekolah
Laporan yang disiapkan sekolah terdiri atas laporan
pelaksanaan program dan laporan pertanggungjawaban keuangan.
a.
Laporan
Pelaksanaan Program
Laporan dibuat secara periodik setiap akhir semester
untuk melihat perkembangan dan kendala yang muncul selama pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya dari hasil
yang telah dicapai tersebut, dapat dilakukan perbaikan atau perubahan strategi
pelaksanaan agar target yang telah ditetapkan dapat dicapai. Pada akhir tahun
ajaran hendaknya sekolah membuat laporan lengkap kinerja sekolah secara keseluruhan, tetapi penekanannya tetap pada
program yang diajukan melalui proposal MBS. Laporan tersebut akan divalidasi
oleh tim penilai untuk mengetahui kebenarannya dan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
Secara garis besar laporan
pelaksanan program mencakup hal-hal sebagai berikut
1)
Pencapaian
target mutu yang telah ditetapkan Sejauh mana target untuk program tertentu
telah tercapai atau tidak harus dijelaskan dengan disertai alasan yang
rasional. Lebih baik apabila membandingkan antara target yang ditetapkan dengan
ahsil yang dicapai dan masalah serta kendala yang dihadapi.
2)
Strategi
pelaksanaan Strategi yang telah diterapkan apakah sesuai dengan program yang
telah diusulkan atau terdapat perbedaan. Apabila terdapat perbedaan atau
perubahan, perlu dijelaskan alasannya dan bagaimana hasil yang diperoleh
setelah adanya perubahan tersebut. Perubahan strategi selalu dimungkinkan untuk
disesuaikan dengan perkembangan dalam pelaksanaan kegiatan.
3)
Pelaksanaan
kegiatan Pelaksanaan kegiatan perlu dilaporkan secara singkat tentang dimana,
kapan dan siapa penanggungjawabnya. Berapa jumlah guru, siswa, dan staff lain
yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Apabila dalam pelaksanaan program
melibatkan masyarakat (pihak luar) perlu dijelaskan sejauh mana masyarakat
telibat dan bagaimana kontribusinya terhadap program tersebut.
4)
Dampak
program Setelah pelaksanaan program peningkatan mutu selama satu tahun, dampak
positif dan negatif apa saja yang muncul dan dirasakan, baik dampak terhadap
guru, terhadap siswa, terhadap sekolah secara keseluruhan, atau terhadap
masyarakat di lingkungan sekolah.
5)
Kendala selama pelaksanaan Selama
pelaksanaan program, mungkin terdapat kendala yang diperkirakan atau tidak
diperkirakan sebelumnya (dan itu wajar).untuk itu perlu dijelaskan apa adanya
disertai dengan jalan keluar yang dilakukan oleh sekolah sebagai upaya
pengatasannya. Hal itu perlu dilaporkan untuk dijadikan sebagai dasar
pertimbangan pelaksanaan tahap berikutnya.
6)
Saran
Sekolah dapat menyampaikan saran perbaikan untuk penyempurnaan dalam
pelaksanaan program MPMBS tahun berikutnya.
b.
Laporan
pertanggung jawaban keuangan
Dana
bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat Dikmenum Kepala Sekolah, selain
merupakan bantuan untuk memenuhi sebagian biaya operasional peningkatan mutu
pendidikan, juga dimaksudkan sebagai perangsang tumbuhnya partisipasi
masyarakat alam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Dengan makin meningkatnya
partisipasi maasyarakat (dalam berbagai bentuk) untuk mendukung operasional
sekolah dan perhatian terhadap peningkatan mutu, maka pada gilirannya sekolah
diharapkan menjadi lebih mandiri serta dapat melakukan swadana dalam
pengelolaan pembiayaan sekolah.
Seperti
dana-dana pemerintah pada umumnya, sekolah penerima dana BOS wajib
mengadministrasikan dan mempertanggungjawabkan bantuan tersebut sesuai dengan
aturan yang berlaku. Administrasi dan pertanggungjawaban tersebut harus
diwujudkan dalam bentuk tertulis dan siap diverifikasi.
Untuk
memudahkan dan melancarkan proses administrasi serta pertanggungjawaban
keuangan sebagai pedoman untuk melakukan pelaporan atas penggunaan dana BOS.
Selain itu panduan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
pembuatan laporan pertanggungjawaban keuangan sebagai pedoman untuk melakukan
pelaporan atas penggunaan dana BOS. Selain itu panduan ini bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembuatan laporan pertanggungjawaban
keuangan PMBS yang baik dan transparan. Apabila dalam pelaksanaan suatu program
digunakan dana lain (bukan dana BOS) secara bersam-sama, maka harus ditunjukkan
dalam laporan.
3.
Prinsip-Prinsip Laporan Manajemen Berbasis Sekolah
Prinsip-prinsip
penyusunan laporan MBS didasarkan pada esensi pelaksanaan MBS di setiap jenjang
sekolah, yaitu:
a. Kemandirian
Kemandirian (otonomi) yang diberikan oleh pemerintah
pusat kepada sekolah sesuai dengan Undang-undang Pemerintah Daerah Nomor 32
tahun 2004. Sekolah oleh pemerintah dilimpahi (desentralisasi) untuk melakukan
wewenang mengelola sekolahnya sendiri tanpa harus disetir oleh pusat.
Pemerintah hanya memberikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) atau
panduan-panduan lainnya yang mendukung pelaksanaan MBS. Berdasarkan esensi
kemandirian tersebut, penyusunan laporan MBS dilaksanakan secara mandiri di setiap
satuan pendidikan.
Namun dalam pelaksanaannya di daerah masih bergantung
pada Peraturan Bupati daerah itu sendiri. Hal ini dikarenakan Peraturan Bupati
mempunyai wewenang yang tertinggi. Seandainya Peraturan Bupati tidak menyetujui
tidak menjadikan masalah meskipun Pemerintah Pusat sudah memberikan SPM-SPM
tersebut.
b. Partisipasi
Dalam mencapai tujuan pendidikan diperlukan adanya
partisipasi dari masyarakat. Maka dari itu, dalam pelaksanaan MBS, perlu
melibatkan partisipasi masyarakat dimulai dari merencanakan program sampai
memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan. Masyarakat di sini yaitu wali siswa,
masyarakat dan komite sekolah. Komite sekolah adalah orang yang anaknya
bersekolah di sekolah tersebut. Berdasarkan esensi partisipasi, penyusunan
laporan MBS hendaknya melibatkan partisipasi seluruh stakeholders pada setiap
satuan pendidikan.
c. Transparansi
Transparansi merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban sekolah kepada keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Transparansi dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
sekolah, sehingga dapat meningkatkan pasrtisipasi masyarakat. Bentuk
transparansi ini dapat berupa transparansi program kegiatan atau anggaran yang
direncanakan maupun yang dilakukan. Begitu pula dalam penyusunan laporan MBS,
prinsip transparansi harus ditepkan.
d. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari sekolah
pada masyarakat. Pertanggungjawaban dapat berupa laporan pada saat
dilaksanakannya rapat wali siswa. Dengan akuntabilitas juga dapat meningkatkan
partisipasi dan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
4.
Mekanisme Pelaporan MBS
Pelaporan
pelaksanaan Program MPMBS dilakukan secara periodik, yaitu setiap semester
bersama-sama dengan laporan pelaksanaan kegiatan, paling lambat tanggal 15 pada
bulan berikutnya setelah semester yang dilaporkan.
Laporan tersebut harus sudah diperiksa oleh BP3
mengenai keakuratan dan kebenarannya.
.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa MBS yang ditawarkan sebagai bentuk operasional disentralisasi
pendidikan akan memberikan wawsan baru terhadap sistem yang sedang berjalan
selama ini.
MenYosialisasikan konsep MPMBS ke
seluruh stakeholder yang terkait melalui pelatihan, workshop, semiloka,
diskusi, forum ilmiah, dan media massa. Dalam sosialisasi tersebut, dijelaskan
apa, mengapa, dan bagaimana konsep MPMBS diselenggarakan. Kepala sekolah
membaca dan membentuk budaya MPMBS di sekolahnya masing-masing.
Monitoring
merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan baik di tingkat mikro
(sekolah), meso (kandep, kanwil), maupun makro (departemen). Hal ini didasari
pemikiran bahwa Monitoring dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan di
sekolah. Monitoring menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Laporan
bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dan kendala
yang dihadapi sekolah selama pelaksanaan program MBS. Tentunya untuk dapat
menyusun laporan Kepala Sekolah harus melakukan monitoringdan evaluasi terhadap
pelaksanaan program MBS di sekolahnya
DAFTAR PUSTAKA
Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategi dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan,Bandung: Penerbit Alfabeta
Mulyasa, E. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
terimakasih banyak ilmunya sahabat
ReplyDeletesalam hormat dari Warkop Setia