TUGAS MAKALAH
1. Perbedaan dan
berbagi segi2 Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan
mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif
yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya.
Penelitian kuantitatif
dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan
penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif.
Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini
bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat
mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada
data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif
yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini
berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan
pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan
menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan
yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian
variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari
indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan
skor-skornya.
Sebaliknya
penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam
hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan
diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
Dari segi konsep atau teori, penelitian
kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori
yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk
pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain
penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden
dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden
bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan.
Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau
menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan,
menemukan konsep atau teori.
3.UJI
VALIDITAS DATA
Validitas adalah suatu derajat
ketepatan/kelayakan instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang akan
diukur (Zainal Ariffin.2012). Menurut Sukardi (2013) validitas adalah derajat
yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan
menurut Saifuddin Azwar (2014) bahwa validitas mengacu sejauh mana akurasi
suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Dari ketiga
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah Derajat
keetepatan/kelayakan instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang akan
diukur serta sejauh mana instrumen tersebut menjalankan fungsi pengukurannya .
Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses yang
dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan data secara
empiris guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen.
Sedangkan validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran
ukurnya.Dalam mengukur validitas perhatian ditujukan pada isi dan kegunaan
instrumen. Validitas terdiri dari validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal meliputi validitas konstruk dan validitas isi, sedangkan
validitas eksternal meliputi validitas empiris yang di dalamnya ada validitas
kongkuren, validitas prediktif, dan validitas sejenis. Jenis-jenis Validitas
Validitas terdiri dari validitas internal dan eksternal. Suatu penelitian
memiliki validitas internal sepanjang faktor-faktor yang dimanipulasikan
(variable bebas) benar-benar berpengaruh terhadap variable tergantung yang
diobservasi dalam latar penelitian. Bila peneliti hanya sekedar mencapai validitas
internal, maka nilai praktis penemuannya akan rendah. Sebab tak bisa
diberlakukan di luar latar penelitian yang bersangkutan. Untuk itu, perlu pula
mencapai validitas eksternal. Dikatakan memiliki validitas eksternal sepanjang
hubungan antara variable yang ditemukan dapat digeneralisasikan pada
situasi-situasi non penelitian (bisa digeneralisasikan pada latar lain,
tritment lain, pengukuran lain, populasi lain). 1) Validitas Internal Validitas
internal adalah sebuah bentuk kesesuaian intrumen yag dikemabngkan berdasarkan
konstrak yang telha disusun, Bentuk dan tata bahasa penggunaan instrumen.
Validitas internal meliputi validitas konstruk dan validitas isi a) Validitas
konstruk Validitas konstruk menunjuk kepada asumsi, bahwa alat ukur yang
dipakai mengandung satu definisi operasional yang tepat dari suatu konsep
teoritis yang dapat diamati dan diukur. Seorang peneliti dalam membahas
validitas konstruk, mulai dengan menganalisis unsure-unsur suatu konstruk.
Kemudian diberikan penilaian apakah bagian-bagian itu memang logis untuk
disatukan menjadi skala yang mengukur suatu konstruk. Langkah terakhir yaitu
adalah menghubungkan konstruk yang sedang diamati dengan konstruk lainnya, dan
menelusi apa saja dari konstruk pertama mempunyai kaitan dengan unsur-unsur
tertentu pada konstruk yang lainnya. b) Validitas isi Menunjuk kepada suatu
instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengukur yang akan diukur.
Penentuan suatu alat ukur mempunyai validitas isi, biasanya dapat juga didasari
pada penilaian para ahli dalam bidang.
4.RELIABILITAS
Reliabilitas adalah stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran berulang dari waktu ke waktu. Reliabilitas sering disebut dengan "daya ke-ajeg-an" dan kehandalan. Jenis-jenis reliabiltas diantaranya yaitu:
A. Reliabiltas
Tes Berulang (Test-retest reliability)
Reliabiltas tes berulang adalah ukuran reliabilitas yang diperoleh dengan pemberian dua kali tes yang sama selama periode waktu tertentu untuk sekelompok individu.
Contoh: Sebuah tes bahasa diberikan kepada siswa. Satu bulan kemudian tes yang sama diberikan pada siswa yang sama. Jika skor keduanya menghasilkan koefisien korelasi tinggi maka tes tersebut memiliki reliabilitas tinggi.
Reliabiltas tes berulang adalah ukuran reliabilitas yang diperoleh dengan pemberian dua kali tes yang sama selama periode waktu tertentu untuk sekelompok individu.
Contoh: Sebuah tes bahasa diberikan kepada siswa. Satu bulan kemudian tes yang sama diberikan pada siswa yang sama. Jika skor keduanya menghasilkan koefisien korelasi tinggi maka tes tersebut memiliki reliabilitas tinggi.
B. Reliabilitas Antar Penilai (Inter-rater atau
Inter-observer Reliability)
Reliabilitas antar penilai adalah ukuran reliabilitas berdasarkan konsistensi penilaian dua responden berbeda terhadap suatu konstruk, karena belum tentu pengamat manusia menafsirkan jawaban dengan cara yang sama.
Contoh: Peneliti meminta tanggapan dua hakim berbeda untuk memutuskan kasus yang sama. Jika kedua hakim memberi tanggapan yang seragam maka instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas Konsistensi Internal (Internal consistency reliability)
Reliabilitas konsistensi internal adalah ukuran reliabilitas berdasarkan evaluasi item-ietm tes terhadap konstruk yang sama. Ada dua jenis untuk reliabilitas ini yaitu:
Reliabilitas antar penilai adalah ukuran reliabilitas berdasarkan konsistensi penilaian dua responden berbeda terhadap suatu konstruk, karena belum tentu pengamat manusia menafsirkan jawaban dengan cara yang sama.
Contoh: Peneliti meminta tanggapan dua hakim berbeda untuk memutuskan kasus yang sama. Jika kedua hakim memberi tanggapan yang seragam maka instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas Konsistensi Internal (Internal consistency reliability)
Reliabilitas konsistensi internal adalah ukuran reliabilitas berdasarkan evaluasi item-ietm tes terhadap konstruk yang sama. Ada dua jenis untuk reliabilitas ini yaitu:
- Rata-rata Korelasi Antar Item (Average inter-item
correlation)
Rata-rata korelasi antar item diperoleh dengan mengambil semua item pada tes dan akhirnya menggunakan rata-rata semua koefisien korelasi tersebut.
Dengan kata lain instrumen dibelah sebanyak jumlah item kemudian hasil koefisien korelasi digabung untuk mendapatkan rata-rata. Teknik ini populer dengan Alpha Cronbach. - Reliabilitas Belah Setengah (Split-half reliability)
Reliabilitas belah setengah adalah teknik dengan membelah item tes menjadi dua bagian untuk membentuk dua set item, kemudian skor total masing-masing set item dikorelasikan. Jika koefisien korelasi tinggi maka reliabilitas tinggi.
No comments:
Post a Comment